LAPORAN
DIAGNOSIS
KESULITAN
BELAJAR
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik BK Belajar
Dosen
Pengampu: Dra. Ninik Setyowani, M.Pd.
Sunawan, S.Pd., M.Si.
oleh:
Yulia
Surianingsih
1301410055
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
BAGIAN II
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
2.1.Subyek
I
2.1.1. Identitas
Subyek
Nama : AT. (NamaSamaran)
Kelas : VII D
JenisKelamin : Laki-laki
2.1.2. Alasan
Pemilihan Subyek
Berdasarkanhasilanalisisleggernilairaport
semester satu, siswa yang bernama AT memilikinilaidibawah KKM
padasemuamatapelajarandenganrincian: Agama (67), PKn (70), B.Indo (68), B.
Inggris (64), Matemtika (62), IPA (60), Kesenian (70), Olahraga (69), TIK (69),
B. Jawa (61).Selainitu, berdasarkanhasilwawancaradengansalahtemansekelas AT, AT
adalahsiswa yang pernahtinggalkelas di kelas VII pada setahun
yang lalu.Jika
tidak ditangani, dikhawatirkan tidak ada peningkatan pada prestasinya, dengan
kata lain AT akan tinggal kelas lagi atau bahkan kena droup out. Hal
tersebutlah yang meyakinkanbahwa AT benar-benarharusditangani.
2.1.3. Analisis
Instrumen yang
digunakan observer untuk menganalisis kesulitan belajar yang dialami siswa yaitu
dari hasil legger nilai, DCM, angket, serta wawancara yangdilakukan pada
subyek. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Daftar
Cek Masalah
Daftar Cek Masalah atau
disebut juga dengan DCM merupakan bentuk instrumen digunakan untuk mengetahui setiap
karakteristik atau aktivitas dan masalah dari seseorang
yang diamati. Berdasarkan hasil analisis DCM, AT mengalami masalah belajar dengan
prosentase total sebesar 33,73% atau tergolong pada kriteria “D” (Kurang).
Penjabaran mengenai masalah yang dialami
AT adalah sebagai berikut:
Aspek kebiasaan belajar
dengan prosentase sebesar 50% (D), dengan butir permasalahan:saya belajar kalau
ada ulangan saja, saya belajar tidak teratur waktunya, saya sering sibuk
sendiri ketika pelajaran berlangsung pada saat pelajaran di dalam kelas saya
sering melamun, kalau belajar saya sering mengantuk, bagi saya aktif dalam organisasi
akan mengganggu aktivitas belajar, saya enggan mengikuti pelajaran tambahan
seperti les privat/kelompok dll, serta saya tidak pernah menyiapkan
perlengkapan belajar sebelum belajar
Aspek strategi belajar
dengan prosentase sebesar 14,29% (C), dengan butir permasalahan: saya merasa
kesulitan belajar dengan cara menghafal.
Aspek motivasi belajar dengan
prosentase sebesar 46,15% (D), dengan butir permasalahan: saya merasa masa
depan tidak ditentukan oleh usaha saat sekarang, saya belajar hanya untuk
memenuhi perintah orang tua, saya belajar agar mendapat peringkat yang terbaik
di kelas, saya enggan mempelajari materi pelajaran yang belum saya pahami, sering
merasa khawatir apabila mendapat giliran untuk mengerjakan soal di depan kelas,
saya sukar menyesuaikan diri dengan suasana belajar di kelas
Aspek manajemen waktu
dengan prosentase sebesar 37,50% (D), dengan butir permasalahan: saya tidak mampu melaksanakan belajar
sesuai jadwal,saya ingin belajar dengan rajin tetapi belum terlaksanakan, saya
tidak sanggup belajar dalam waktu yang lama.
Aspek penguasaan materi
pelajaran dengan prosentase sebesar 63,64% (D), dengan butir permasalahan:
pelajaran di sekolah terlalu mudah bagi saya, saya sulit menangkap pelajaran
yang bersifat hitungan, saya sulit mengingat pelajaran yang bersifat hafalan,
saya sulit memahami pelajaran Bahasa Inggris, saya sulit memahami pelajaran
yang bersifat keterampilan, saya sering mendapat kesukaran dalam menyelesaikan
tugas/PR, ada beberapa pelajaran yang tidak saya sukai.
Aspek hambatan belajar dengan
prosentase sebesar 7,69% (B), dengan butir permasalahan: saya merasa sulit
untuk berkonsentrasi saat pelajaran.
Aspek dukungan
lingkungan dengan prosentase 13,33% (C), dengan butir permasalahan: sifat guru
menyebabkan pelajaran tidak menyenangkan, saya sering terganggu ajakan teman
untuk bermain ketika belajar.
Berdasarkan analisis
daftar cek masalah tersebut, yang dijadikan pertimbangan ialah masalah dengan
kriteria E, D, dan C. AT mengalami masalah dalam hal kebiasaan belajar, strategi
belajar, motivasi belajar, manajemen waktu, penguasaan materi pelajaran, serta
dukungan lingkungan. Secara keseluruhan AT memiliki kebiasaan dan motivasi yang
kurang, sehingga ia malas belajar serta mempengaruhi aspek lainnya.
b.
Angket
Angket ialah instrumen
yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual
atau opini yang berkaitan dengan diri responden dan perlu dijawab oleh
reponden. Dalam angket tentang belajar ini, siswa yang bernama AT.memiliki masalah dengan belajar.Adapun
pertimbangannya adalah sebagai berikut: AT. tidak menyukai matematika
dikarenakan guru tidak enak, tidak menyukai Bahasa Jawa dikarenakan susah
konsentrasi dan tidak hafal aksara jawa, AT. belajar diluar jam sekolah hanya
di malam hari saja, di rumah AT juga tidak ada yang mendampingi dan membantu
saat belajar, namun AT. memiliki fasilitas belajar yang baik dan mempunyai
kelompok belajar, di rumah tidak ada tugas tambahan, hobi yang dimiliki AT
ialah berenang dan sepak bola.
Berdasarkan angket, dapat di tafsirkan bahwa AT. memiliki hambatan dalam belajar dalam
hal konsentrasi, karena guru yang mengajar tidak enak, serta saat belajar tidak
ada yang membantu.
c. Leger
Merupakan kumpulan
nilai dari siswa atau peserta didik dalam satu semester. Dalam analisis leger
menunjukkan bahwa siswa yang bernama ATmemiliki nilai rata-ratayang rendah.Bahkan semua nilai mata
pelajaran pada semester satu mendapat nilai dibawah KKM. Nilai rata rata AT
menunjukkan nilai 65,64 sedangkan dalam ketentuan KKM sekolah yaitu rangking
ialah 28 dari
28 siswa.
d. Wawancara
Merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakuakan secara
sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Wawancara yang digunakan ialah
wawancara semi terstruktur, dengan menanyakan untuk mendalami hal-hal terkait
masalah berdasarkan data DCM, angket, dan legger. Adapaun hasil wawancara
tersebut adalah sebagai berikut:
Nama Siswa : AT
Interviewer : Yulia Surianingsih
Hari/Tanggal : Sabtu, 2 Juni 2012
Pukul : 08.10 WIB
Tempat : Ruang BK
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban Responden
|
1.
|
Mengapa
belajar kalau ada ulangan saja?
|
Karena malas
|
2.
|
Mengapa
belajar tidak teratur waktunya?
|
Karena tidak direncanakan
|
3.
|
Mengapa
sering sibuk sendiri ketika pelajaran berlangsung
|
Ramai, ngobrol dengan teman, bosan
|
4.
|
Mengapa
saat pelajaran di dalam kelas sering melamun?
|
Tidak suka dengan pelajarannya
|
5.
|
Mengapa
kalau belajar saya sering mengantuk
|
Malas, capek
|
6.
|
Mengapa
aktif organisasi akan mengganggu aktivitas belajar?
|
Karena waktunya akan dibagi-bagi
|
7.
|
Mengapa
enggan mengikuti pelajaran tambahan seperti les privat/kelompok dll?
|
Karena lelah, tidak punya waktu
|
8.
|
Mengapa
tidak pernah menyiapkan perlengkapan belajar sebelum belajar?
|
Karena lupa membawa, tidak lengkap
|
9.
|
Mengapa
merasa kesulitan belajar dengan cara menghafal?
|
Karena sulit, mudah lupa
|
10.
|
Mengapa
merasa masa depan tidak ditentukan oleh usaha saat sekarang?
|
Karena masih depan masih jauh
|
11.
|
Mengapa
belajar hanya untuk memenuhi perintah orang tua?
|
Kalau tidak belajar dimarahi orang tua
|
12.
|
Mengapa
belajar agar mendapat peringkat yang terbaik di kelas?
|
Supaya tidak mendapat nilai jelek
|
13.
|
Mengapa
enggan mempelajari materi pelajaran yang belum dipahami?
|
Setelah pulang menonton TV, malas
|
14.
|
Mengapa
merasa khawatir apabila mendapat giliran untuk mengerjakan soal di depan
kelas?
|
Karena takut sama guru, disindir guru
|
15.
|
Mengapa
sulit menyesuaikan diri dengan suasana belajar di kelas?
|
Kelasnya ramai, sering mengobrol
|
16.
|
Mengapa
tidak mampu melaksanakan belajar sesuai jadwal?
|
Tidak ada niat, malas
|
17.
|
Mengapa
ingin belajar dengan rajin tetapi belum terlaksanakan?
|
Tidak tahu caranya
|
18.
|
Mengapa
tidak sanggup belajar dalam waktu yang lama?
|
Tidak konsentrasi, pusing, capek
|
19.
|
Mengapa
pelajaran di sekolah terlalu mudah menurut anda?
|
Karena materinya selalu itu-itu terus
|
20.
|
Mengapa
sulit menangkap pelajaran yang bersifat hitungan?
|
Karena tidak tahu caranya, rumusnya
lupa, rumit, gurunya galak
|
21.
|
Mengapa sulit
mengingat pelajaran yang bersifat hafalan?
|
Karena
panjang, mudah lupa, susah
|
22.
|
Mengapa
sulit memahami pelajaran Bahasa Inggris?
|
Tidak tahu artinya, susah
mengucapkannya
|
23.
|
Mengapa
sulit memahami pelajaran yang bersifat keterampilan?
|
Tidak punya jiwa seni, malas
|
24.
|
Mengapa
sering mendapat kesukaran dalam menyelesaikan tugas/PR?
|
Lupa caranya, tidak bisa, sulit
|
25.
|
Mengapa ada beberapa pelajaran yang
tidak disukai?
|
Gurunya tidak enak, pelajarannya susah
|
26.
|
Mengapa
merasa sulit untuk berkonsentrasi saat pelajaran?
|
Ramai, diganggu teman
|
27.
|
Mengapa sering
terganggu ajakan teman untuk bermain ketika belajar?
|
Karena lebih
seru dan menghilangkan kebosanan
|
28.
|
Suka
B.Indonesia (Mudah dipahami), IPS (Mudah dipahami dan dipelajari), tetapi mengapa
nilai tidak tuntas?
|
Karena tidak belajar, lupa yang telah
dipelajari
|
29.
|
Tidak
suka Matematika (Guru tidak enak), B.jawa (Susah konsentrasi, tidak hafal
aksara jawa), mengapa?
|
Gurunya suka marah-marah, sulit dalam
mempelajari aksara jawa, belum menguasai
|
30.
|
Belajar
malam saja, dari pukul 19.00, selesai pukul berapa? Yang dilakukan apa
saja?sepulang sekolah?
|
Pukul 20.30, menata jadwal, mencoba
mengerjakan PR, tidur, bermain
|
31.
|
Mengapa
tidak ada orang yang membantu saat belajar?
|
Karena pada sibuk, orang tua sering ke
luar kota
|
32.
|
Fasilitas
belajar baik, yang dimiliki apa saja? Coba deskripsikan?
|
Ruang belajar, meja, kursi, buku-buku
|
33.
|
Punya
kelompok belajar, biasanya dengan siapa saja?
|
Dengan Riski
|
34.
|
Dirumah
tidak ada tugas rutin, biasanya yang dilakukan apa?
|
Tidur, dan bermain, menonton TV, sepak
bola
|
35.
|
Apa hambatan
dalam belajar selama ini?dari luar dan dalam?
|
Sulit
konsentrasi, lingkungan tidak memotivasi
|
36.
|
Apakah
hobi berenang dan sepak bola mengganggu waktu belajar?
|
Iya, waktu belajar sering dihabiskan
|
37.
|
Tidak
menjadi pengurus, mengisi waktu luang, biasanya melakukan apa?
|
Sepak bola, bermain, kadang renang
|
Dari
hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa AT memiliki masalah belajar
dikarenakan malas, sering sibuk sendiri saat pelajaran, tidak konsentrasi, kecapekan,
guru yang tidak enak, guru yang mengajar dengan kekerasan fisik, tidak suka
pelajaran sehingga sering melamun dan sibuk sendiri saat pelajaran, suka ramai
sendiri dan mengobrol saat pelajaran, pelajaran yang sulit, serta mudah lupa.
Selain itu, AT juga memiliki motivasi dari dalam diri yang kurang dikarenakan
ia belajar hanya saat ulangan saja, belajar untuk memenuhi perintah orang
tuanya, serta agar mendapat peringkat, bukan karena agar mendapat ilmu dan
supaya bisa sukses. Kebiasaan belajar AT yang buruk dikarenakan sepulang
sekolah digunakan untuk menonton TV, tidur dan bermain. AT tidak memiliki
strategi belajar yang baik, AT mudah merasa bosan, AT juga tidak mempunyai
sosok yang membantu saat belajar di rumah
2.1.4. Sintesis
Dari analisis instrumen
dan data lain yang mendukung yang digunakan yaitu DCM, angket, legger dan
wawancara, maka secara keseluruhan dapat diketahui bahwa siswa mengalami
masalah belajar dan permasalahan yang dialami oleh AT harus segera ditangani.
Dari analisis yang dilakukan sebelumnya dapat dikatakan bahwa dilihat AT
mengalami kesulitan belajar pada semua mata pelajaran, yaitu: pendidikan agama,
PKn, bahasa indonesia, bahasa inggris, matematika, IPA, IPS, kesenian,
pendidikan jasmani, TIK dan bahasa jawa. Semua mata pelajaran tersebut, AT
mendapatkan nilai di bawah KKM. AT juga menyatakan bahwa tidak menyukai
matematika karena sulit, gurunya tidak enak dan tidak menyukai bahasa jawa
karena tidak bisa aksara jawa serta belum menguasai bahasa jawa.
Pelajaran yang disukai
AT adalah pelajaran bahasa Indonesia dan IPS, namun nilai yang AT peroleh tetap
saja tidak mencapai KKM. Alokasi waktu belajar AT sangat sedikit. AT hanya
belajar pada pukul 19.00 hingga pukul 20.30 dan pada saat sore dia tidak
belajar malahan bermain.
Saat di rumah AT juga
sulit dalam belajar,selain keramaian, pada saat belajar dirumah tidak ada yang
membantunya, memotivasinya, orang tua dan saudaranya pada sibuk. Ia mengalami
kesulitan belajar, mudah lupa, tidak tahu caranya, malas, belajar dengan
tenang, sulit dalam konsentrasi. Hal lain yang dapat mengganggu AT dalam
belajar yaitu ajakan teman untuk bermain, guru yang tidak mengenakkan, sering
capek, suara televisi, sering tidur, serta sering mengobrol dengan teman.
Pada saat belajar AT
sering melamun, AT dalam belajar juga tidak teratur dan semaunya sendiri, jam
belajarnya tidak diatur dengan baik, kalau belajar AT sering mengantuk, AT juga
tidak menyukai mengikuti bimbingan belajar baik itu secara privat atau
kelompok, dikarenakan biaya yang mahal. Saat mau belajar AT juga tidak
menyiapkan perlengkapan belajar secara lengkap. Hal lain yanh menjadi kesulitan
AT ialah belajar dengan cara menghafal, dikarenakan kalimat yang panjang dan
rumit.
AT memiliki keyakinan
bahwa masa depannya tidak ditentukan oleh usahanya saat ini, AT belajar bukan
karena ingin sukses melainkan karena perintah orang tua. Kalau tidak ada orang
tua AT, tidak belajar. Untuk materi yang belum dipahami AT enggan dalam
belajar. AT juga enggan kalau belajar dalam waktu yang lama. Beberapa sebab lain dikarenakan At tidak
menyukai pelajaran dan tidak menyukai cara guru tersebut mengajar.
2.2.1. Diagnosis
Dari data analisis dan
sintesis yang dilakukan dapat diperoleh beberapa hal antara lain AT mengalami
kesulitan belajar Learning Disabilities
atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu
belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya. AT menyatakan bahwa ia enggan dalam mempelajari kembali materi
yang belum ia pahami. Guru yang tidak menyenangkan juga merupakan faktor luar
dalam menghambat belajarnya. Ia merasa malas, sulit dalam memahami suatu
materi, mudah lupa, tidak konsentrasi, sering sibuk sendiri, diganggu teman,
suka mengobrol, sulit dalam menghafal, dan sering lelah. Hal-hal tersebutlah
yang membuat AT sulit dalam menguasai mata pelajaran sehingga AT mendapat nilai
dibawah KKM bahkan pada semua mata pelajaran. Prestasi belajjar AT sangatlah
buruk, tahun lalu dia sudah tinggal kelas, dan semester tahun pelajaran nilai
nilainya tidak tuntas semua, padahal dia juga tidak memiliki riwayat penyakit
khusus yang dapat mengganggu belajarnya
Dari keseluruhan data
tersebut secara garis besar penyebab yang pertama sehingga AT mengalami
kesulitan belajar adalah karena semnagat dan tanggung jawab belajar, sehingga
ia susah dalam menerima pelajaran dan prestasi belajarnya juga buruk Diagnosis mengenai permasalahan belajar AT
dapat jabarkan sebagai berikut:
Kriteria
keberhasilan belajar
|
Instrumen
|
Status siswa
|
AT memperhatikan penjelasan guru
|
DCM
|
AT
mengobrol dengan teman, ramai sendiri, dan melamun
|
AT menguasai strategi belajar menghafal
|
DCM
|
HS
kesulitan belajar dengan cara menghafal
|
AT tertarik dengan kegiatan belajar
|
DCM
|
Enggan
mempelajari materi yang belum dipahami, lebih tertarik dengan komik/novel
|
AT dapat membagi waktu belajar
|
DCM
|
Waktu belajar AT tersita untuk bermain
dan tidur, tidak memiliki waktu jadwal belajar
|
AT mendapat nilai di atas KKM
|
DCM
|
Sering
mendapat nilai di bawah KKM
|
Percaya diri dalam menghadapi ulangan
|
DCM
|
Merasa
cemas dalam menghadapi ulangan
|
AT
dapat memahami karakter dan maksud baik dari gutu
|
DCM
|
AT
terganggu dengan karakter guru
|
AT dapat
belajar dengan tenang, nyaman dan senang
|
DCM
|
Terganggu
suara bising serta ajakan teman saat belajar
|
Menyukai mata
pelajaran matematika dan bahasa jawa
|
Angket
|
Tidak menyukai
matematika dan bahasa jawa
|
Memiliki
keyakinan bahwa sekarang adalah penentu masa depan
|
DCM
|
Meyakini bahwa
masa sekarang tidak beerpengaruh pada masa depan
|
Rajin belajar
|
Angket
|
Merasa malas
belajar, belajar hanya saat ulangan saja
|
Bisa
konsentrasi saat belajar
|
DCM
|
Sulit
konsentrasi ketika belajar, tidak bisa belajar dalam waktu lama
|
AT mengurangi bermain
dan sepakbola
|
Wawancara,
Angket
|
Banyak waktu
yang terbuang untuk bermain dan sepakbola
|
Dapat
menyesuaikan suasana belajar
|
DCM
|
Susah
menyesuaikan dengan lingkungan belajar
|
2.2.2. Prognosis
Berdasarkan atas hasil
analisis, sintesis serta diagnosis yang telah dilakukan terdapat beberapa
kemungkinan buruk yang akan terjadi jika hal yang dialami oleh AT terus
dibiarkan tanpa adanya penanganan yang lebih lanjut untuk mencegah dan
mengatasi masalah yang akan terjadi. Berikut beberapa prediksi jika masalah
masalah yang akan terjadi jika hal tersebut tidak dilanjuti dengan segera atau
dibiarkan:
a. Kurangnya
perhatian pada pelajaran di kelas, kesulitan belajar dengan menghafal, serta
enggan mempelajari lagi materi yang belum dipahami dapat berakibat pada
prestasi siswa yang semakin rendah yaitu nilai yang tidak tuntas semakin
banyak. Ketiga hal tersebut merupakan strategi dasar agar bisa meraih
kesuksesan dalam belajar.
b. Kurang
manajemen waktu, tidak punya jadwal belajar akan menjadikan siswa memperoleh
prestasi yang tidak optimal juga.
c. Tempat
belajar dikelas yang tidak kondusif akan membuat siswa tidak nyaman dan enggan untuk belajar
d. Kebiasaan
suka mengobrol dan bercanda, ramai sendiri saat pelajaran pada teman, jika
dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan siswa tidak akan mampu dalam memahami
mata pelajaran yang sedang diajarkan. Sehingga, mungkin akan berdampak pada
nilai atau prestasi
e. Jika
siswa sering mengabiskan waktunya untuk bermain dan sepak bola maka belajarnya
tidak maksimal
f. Jika
siswa tidak memperbaiki cara belajarnya, tidak rajin dalam belajar maka hasil
nilai/prestasi belajarnya akan tetap di bawah KKM dan mungkin akan tinggal
kelas lagi
g. Jika
siswa dapat menangani masalah belajarnya maka prestasi maksimal akan diperoleh
sehingga semua mata pelajaran dapat mencapai KKM.
2.2.3. Rencana
Treatment
(arah layanan dan tujuan diadakan layanan tersebut)
Beberapa layanan yang
dapat diberikan kepada AT antara lain:
a. Layanan
bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok bertujuan agar siswa dapat
memotivasi dirinya agar dapat berprestasi secara optimal terhadap prestasinya.
Layanan bimbingan kelompok dapat mengangkat berbagai topik yang sesuai dengan
masalah yang dialami oleh siswa seperti tanggung jawab, motivasi, strategi
belajar, manajemen waktu, dll.
b. Layanan informasi.
c. Konseling
individual. Adapun alternatif-alternatif tindakan lain yang bisa dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Membantu
mengatasi kesulitan belajar siswa yang bersangkutan untuk mengatasi
faktor-faktor yang mendasari kesulitan belajar siswa tersebut.
2. Memberikan
motivasi belajar agar dapat belajar dengan rajin.
3. Membantu
mengatur jadwal kagiatan belajar sehari-hari.
4. Mempersiapkan
layanan pembelajaran mengenai masalah kesulitan belajar siswa.
2.2.4. Evaluasi
dan Tindak Lanjut
Dalam rencana evaluasi
serta tindak lanjut kebutuhan belajar dapat dilakuakan dengan menggunakan skala
penilaian, pedoman observasi serta menggunakan pedoman melalui hasil legger.
Dengan menggunakan skala penilain, observasi serta legger diharapkan subyek
dapat mengoptimalakan kemampuannya dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar