Selasa, 10 Juli 2012

Bimbingan dan Konseling Karir


KERANGKA KONSEPTUAL BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR


A.    Pengertian
Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. (Winkel & Hastuti, 2007:114). Ahmadi (1977) dalam Salahuddin (2010:116) merumuskan bimbingan karir atau jabatan  sebagai “usaha bimbingan kepada peserta didik dalam usaha pertimbangan untuk bekerja atau tidak, dan jika perlu bekerja maka perlu  memiliki lapangan kerja yang cocok dengan cir-ciri pribadi, menentukan lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik.” Berdasarkan rumusan  tersebut, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakann karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya.
Selain layanan bimbingan karir, juga ada layanan konseling karir yang  penting diberikan bagi siswa, sebagai salah satu sarana meningkatkan kesejahteraan remaja atau lebih khususnya untuk perencanaan masa depan siswa. Layanan konseling karir merupakan bagian dari bidang pengembangan karir atau bidang bimbingan karir dalam program bimbingan dan konseling di sekolah. Konseling karir diharapkan dapat memberikan tidak hanya informasi karir, namun juga bantuan untuk mengatasi masalah dan kebingungan remaja, dalam menentuka masa depan. Jika siswa belum mencapai tujuan yang ditetapkan dalam mengikuti layanan bimbingan karir secara klasikal, maka siswa berlu mengikuti konseling karir individual.

B.     Bimbingan dan Konseling Karir di SMP/MTs
Bimbingan dan konseling karir di SLTP merupakan proses bantuan yang dberikan oleh konselor sekolah kepada siswa dalam rangka pemberian informasi karir dan pekerjaan sehingga muncul kesadaran pada diri siswa untuk memilih pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Tujuan umum bimbingan dan konseling karir di SMP/SLTP adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses yang dapat mengungkapkan berbagai macam karir. Melalui proses tersebut diharapkan siswa menyadari dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya dengan berbagai karir dalam masyarakat. Tujuan khusus bimbingan karir di SMP adalah:
1.      Memahami lebih tepat tentang keadaan dan kemampuan diri para siswa.
2.      Membina kesadaran terhadap nilai-nilai yang ada pada diri pribadi siswa.
3.      Mengenal berbagai jenis sekolah lanjutan tingkat menegah atas (SMA/SMK/MA).
4.      Mengenal berbagai jenis pekerjaan.
5.      Memberi penghargaan yang obyektif dan sehat terhadap dunia kerja.

Fungsi bimbingan dan konseling karir di SMP adalah:
1.    Memberikan arahan kepada siswa agar mempunyai wawasan awal yang objektif tentang pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan
2.    Memberikan bekal tambahan dalam melalui masa peralihan yang sistematis dari status siswa menjadi anggota masyarakat yang produktif.
3.    Memberikan kesempatan untuk mengenal serta membina sikap, minat, dan nilai terhadap dunia kerja.

Ada lima materi pokok bimbingan karir di SMP/SLTP, yaitu:
1.      Pengenalan konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan karir/jabatan serta arah pengembangan karir.
2.      Pengenalan bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
3.      Orientasi dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
4.      Pengenalan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
5.      Orientasi dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita­-cita melanjutkan pendidikan dan pengembangan karir.

Bimbingan dan konseling karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir dan konseling karir di SD, melalui guru pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir sehingga dapat membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan menelusuri hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta memberikan berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran siswa untuk menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

C.    Bimbingan dan Konseling Karir di SMA/MA
Pelajar di sekolah menengah atas akan sampai pada tingkat kematangan karir yang berbeda melalui rute yang berbeda (lancar atau tidak lancar), maka  aktivitas bimbingan karier harus memiliki tiga penekanan yaitu: mendorong perkembangan karier, menyediakan perlakuan, dan membantu penempatan (mengacu kepada perpindahan pelajar ketingkat pendidikan selanjutnya atau kekehidupan pekerjaan).
Kegiatan bimbingan karier pada sekolah menengah harus bisa mengantar setiap pelajar untuk menanggulangi tugas perkembangan menuju perkembangan karier, dan membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi dari seperangkat pilihan dan rencana yang akan di tetapkan. Penekanan penekanan utama dalam aktivitas aktivitas bimbingan karier untuk berbagai individu haruslah didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam kehidupan sebagai pribadi yang independent, dan keterarahan individu-individu kepada tujuan.
Dalam hubungan dengan itu, the nasional conference on Guidance, Counseling, and placement in Career Development and Education Occupasional Decision-Making (dalam http://konselorindonesia.com) merekomendasikan tujuan-tujuan untuk aktivitas bimbingan karier di sekolah menengah sebagai berikut:
1.      Siswa mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi yang lebih khusus dari tujuan-tujuan karier.
2.      Siswa mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna mengimplementasikan tujuan-tujuan karier.
3.      Siswa melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat-syarat memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran di tingkat sekolah lanjutan, dengan latihan dalam jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang mengantar pada kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus.

Tujuan bimbingan karier di SLTA.
Herr (dalam http://konselorindonesia.com) mengemukakan tujuan tujuan bimbingan karier di SLTA yang meliputi membantu siswa siswa belajar untuk:
  1. Menunjukkan hubungan antara hasil-hasil belajar, nilai-nilai aspirasi aspirasi pendidikan dan kariernya
  2. Menganalisis kompetensi pribadi sekarang dalam keterampilan keterampilan yang diperlukan untuk pilihan-pilihan karier dan mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat keterampilan ini bila di perlukan
  3. Memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi- konsekuensinya.
  4. Siap untuk memenuhi syarat bagi taraf memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang sesuai, dengan pendidikan kooperatif, atau dengan latihan-latihan dalam jabatan.
  5. Siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program dan lembaga yang diinginkan (perguruan tinggi, perdagangan, atau perusahaan)
  6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen.
  7. Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu luang.
  8. Secara sistematis menguji realitas pilihan-pilihan karier dengan menghubungkannya dengan hasil belajar dalam mata pelajaran.

D.    Bimbingan dan Konseling Karir di SMK
Posisi layanan bimbingan karier di SMK hendaknya mampu membantu siswa menyelesaikan tugas perkembangannya di bidang karier yang berada pada tahap eksplorasi.  Posisi layanan bimbingan karier di SMK adalah membantu siswa mencari dan menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya. Layanan bimbingan
karier di SMK hendaknya membantu siswa agar mampu:
1.      Mengembangkan kesadaran akan perlunya penerapan yang lebih khusus dari tujuan karier;
2.      Mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna menerapkan tujuan karier;
3.      Melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang mendukung pekerjaan, latihan dalam jabatan, dan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan setelah sekolah lanjutan yang mengantarkan siswa pada kualifikasi untuk suatu pekerjaan khusus.

Adapun secara khusus, tujuan bimbingan karier di SMK adalah untuk  membantu atau memfasilitasi perkembangan individu (siswa) agar memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1.      Memahami dan menilai dirinya, terutama potensi dasar (bakat, minat, sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia kerja yang akan dimasukinya kelak. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan individu memahami dan menilai potensi dasar yang dimilikinya. Oleh karena itu, maka setiap siswa perlu dibantu untuk memahami potensi dasar dirinya, sehingga menentukan pilihan atau mengambil keputusan yang sesuai dengan dunia kerja pilihannya itu.
2.      Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan masyarakatnya, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap dunia kerja. Sikap positif berarti bahwa individu mau bekerja dalam bidang pekerjaan apa pun tanpa merasa rendah diri, yang penting bermakna bagi diri dan lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama yang dianutnya.
3.      Mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta memahami jenis-jenis pendidikan dan/atau pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan karier dalam bidang pekerjaan tertentu. Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut individu terdorong untuk membentuk         identitas karier dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan yang dituntut, lingkungan pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
4.      Menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor diri dan lingkungannya.
5.      Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi.
6.      Membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Misalnya, apabila seorang siswa bercita-cita menjadi pemandu wisata, dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier kepariwisataan.

E.     Keterampilan dan Sikap Konselor/Praktikan
Berikut ini menjelaskan standard kompetensi minimum yang meliputi ketrampilan dan sikap yang disyaratkan dari Guru BK/Konselor di Indonesia. Kompetensi tersebut antara lain:
1.      Kompetensi Pedagogik, meliputi:
a.       Menguasai teori dan praksis pendidikan;
b.      Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku peserta didik;
c.       Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalamjalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan;

2.      Kompetensi Pribadi, meliputi:
a.    Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b.   Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih;
c.    Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat;
d.   Menampilkan kinerja berkualitas tinggi;
3.      Kompetensi Sosial, meliputi:
a.    Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja;
b.   Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling;
c.    Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi;
4.      Kompetensi Profesional, meliputi:
a.       Menguasai konsep dan praktis penilaian (assessment) untuk memahami kondisi,kebutuhan, dan masalah peserta didik;
b.      Menguasai kerangka teoretikdan praksis bimbingan dan konseling
c.       Merancang program bimbingan dan konseling
d.      Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif
e.       Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling
f.       Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
g.      Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan ddan konseling

Selain dari kompetensi yang sudah dijelaskan sebelumnya, prinsip etika perlu dimiliki oleh seorang konselor/praktikan. Prinsip etika yang dimaksud antara lain:
1.      Penghargaan dan Sikap terhadap peserta didik
Mendengarkan dan menghargai peserta didik, percaya pada arti dan harga diri mereka, serta memfasilitasi dan mengarahkan mereka menuju kemandirian dan kepercayaan diri yang lebih tinggi, melindungi kesejahteraan anak dan bertindak demi kebaikan si anak.
2.      Informasi
Memberikan informasi kepada peserta didik tentang isi dan keterbatasan dari pelayanan yang diberikan, memberikan informasi yang tidak bias, akurat dan lengkap mengenai pasar kerja dan pilihan-pilihan pendidikan, merahasiakan semua informasi yang diberikan oleh peserta didik kecuali diperbolehkan secara langsung oleh peserta didik dan atau ketika dimintaoleh aparat hukum.
3.      Antidiskriminasi
Secara aktif melawan praktik diskriminasi. Diskriminasi dalam dunia kerja dilakukan berdasarkan jaringan praduga dan gagasan yang sudah ada sebelumnya yang membatasi akses para pemuda terhadap keterampilan atau pekerjaan yang mereka inginkan.
4.      Netralitas
Mengupayakan berbagai cara untuk menghindari hubungan ganda dan memberitahukan kepada para penyelia jika konflik kepentingan terjadi. Seorang Guru BK/Konselor haruslah netral dan obyektif ketika bicara dengan para pemuda.
5.      Biaya
Tidak menerima pembayaran/hadiah di luar gaji yang diberikan. Layanan bimbingan dan konseling (termasuk bimbingan karir di dalamnya) bukanlah sebuah pelayanan berbasis upah dan tidak boleh memberi kesempatan untuk membayar kemampuan itu.

DAFTAR PUSTAKA
Munandir.1996.Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta:Depdikbud
Sukardi, Dewa Ketut & Kusmawati, Desak P.E. Nila., Proses Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Sukmadinata, N.S., Bimbingan & Konseling Dalam Praktek. Mengembangkan Potensi Dan
Kepribadian Siswa. Bandung: Maestro, 2007.
Winkel, W.S. & Hastuti, M.M. Sri., Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Cetakan ketujuh. Yogyakarta: Penerbit Media Abadi, 2004.
Herr,E.L dan SH. Cramer.1979, Career Guidance and Counseling Througth The life Span, Bouston : Brown dan Company.
Prayitno, 1999. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan konseling di sekolah atas (SMU), Jakarta : Mandiri Abadi
http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=48&Itemi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar